Semua makanan harus dilayani dan semua orang duduk sebelum makanan dimakan oleh siapa saja, dengan host mengambil gigitan pertama. Jika tuan rumah menginstruksikan para tamu tidak menunggu 'aturan ini adalah memveto.
Ketika makan sup, Anda harus memegang sendok di tangan kanan Anda, dan tip mangkuk menjauh dari Anda, menyendok sup dalam gerakan menjauh dari diri Anda sendiri. Sendok sup tidak boleh dimasukkan ke mulut, dan sup harus menghirup dari sisi sendok, bukan akhir.
Gelas anggur harus dipegang oleh batang dalam kasus anggur putih, dan dengan mangkuk bekam dalam kasus anggur merah. Wines harus dilayani dalam urutan "merah putih sebelum, cahaya sebelum berat, muda sebelum tua" , dan itu tidak sopan untuk meminta, atau untuk menawarkan, "lebih" anggur.
Hal ini dianggap tidak sopan untuk beristirahat siku Anda di atas meja pada titik manapun selama makan. Pisau tidak harus memasukkan mulut atau menjilat. Makanan harus selalu dikunyah dengan mulut tertutup.
Ini adalah sopan untuk mencapai lebih dari seseorang untuk mengambil makanan atau barang lain. Diners harus selalu bertanya untuk barang yang akan diteruskan meja untuk mereka Dalam nada yang sama, pengunjung yang lewat item bersama tabel tidak harus menggunakannya di jalan, tapi lulus langsung ke orang yang bertanya..
Berbicara dengan makanan di mulut Anda dilihat sebagai sangat kasar. Makanan harus mencicipi terlebih dahulu sebelum garam dan merica ditambahkan. Menerapkan garnish sebelum mencicipi makanan dipandang sebagai sebuah penghinaan untuk memasak, karena menunjukkan kurangnya iman dalam kemampuan mereka untuk menyiapkan makanan. Ini adalah sopan untuk mencucup makanan atau makan dengan ribut.
Jumat, 20 Januari 2012
ADAB MAKAN DAN MINUM
Makan dan minum diniatkan untuk bertaqwa dan taat
kepada Allah berdasarkan hadits riwayat Abdullah bin Umar
bin Al-Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda:
ِإنَّمَا ْالأَعْمَا ُ ل ِبالنِّيَاتِ وَِإنَّمَا لِ ُ كلِّ امِْر ٍ ئ مَا نَوَى...
“Sesungguhnya setiap perbuatan dilandaskan pada niat,
dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang
diniatkan”.1
kepada Allah berdasarkan hadits riwayat Abdullah bin Umar
bin Al-Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda:
ِإنَّمَا ْالأَعْمَا ُ ل ِبالنِّيَاتِ وَِإنَّمَا لِ ُ كلِّ امِْر ٍ ئ مَا نَوَى...
“Sesungguhnya setiap perbuatan dilandaskan pada niat,
dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang
diniatkan”.1
• Berlindung dari kelaparan, dijelaskan dalam sebuah hadits
riwayat Abu Hurairah RA berkata: Nabi bersabda:
َالّلهُمَّ ِإنِّي َأعُوذُِبكَ مِنَ اْلجُوْ ِ ع َفِإنَّهُ ِبئْسَ الضَّ ِ جيْ ِ ع وََأعُوُْذ ِبكَ مِنَ
اْلخِيَانَةِ َفِإنَّهُ ِبئْسَ ْالِب َ طانَةِ
“Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari kelaparan
sesungguhnya ia seburuk-buruk teman tidur dan aku
berlindung kepadaMu dari khianat sesungguhnya ia seburukburuk
teman dekat”.2
• Dilarang makan dan minum pada bejana emas dan perak,
dari Hudzaifah radhiallahu anhu berkata: Aku telah
mendengar Rasulullah SAW bersabda:
َ لا تَلْبَسُوْا الْحَِريْرَ وَ َ لا الدِّيْبَاجَ وَ َ لا تَشْرَبُوْا فِي آِنيَةِ الذَّهَ ِ ب َِ وْالفِضَّةِ وَ َ لا تَْأ ُ كُلوْا
فِي صِحَافِهَا َفِإنَّهَا َلهُمْ فِي الدُّنْيَا وََلنَا فِي
“Janganlah kalian memakai kain sutra dan yang bergaris
sutra (dibaj adalah jenis kain persia. Pen.) dan jangan pula
kalian minum pada bejana emas dan perak serta makan pada
piring yang terbuat dari emas dan perak sebab dia (semua
disebutkan di atas) adalah bagi mereka di dunia dan bagi
kalian di akhirat”.
riwayat Abu Hurairah RA berkata: Nabi bersabda:
َالّلهُمَّ ِإنِّي َأعُوذُِبكَ مِنَ اْلجُوْ ِ ع َفِإنَّهُ ِبئْسَ الضَّ ِ جيْ ِ ع وََأعُوُْذ ِبكَ مِنَ
اْلخِيَانَةِ َفِإنَّهُ ِبئْسَ ْالِب َ طانَةِ
“Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari kelaparan
sesungguhnya ia seburuk-buruk teman tidur dan aku
berlindung kepadaMu dari khianat sesungguhnya ia seburukburuk
teman dekat”.2
• Dilarang makan dan minum pada bejana emas dan perak,
dari Hudzaifah radhiallahu anhu berkata: Aku telah
mendengar Rasulullah SAW bersabda:
َ لا تَلْبَسُوْا الْحَِريْرَ وَ َ لا الدِّيْبَاجَ وَ َ لا تَشْرَبُوْا فِي آِنيَةِ الذَّهَ ِ ب َِ وْالفِضَّةِ وَ َ لا تَْأ ُ كُلوْا
فِي صِحَافِهَا َفِإنَّهَا َلهُمْ فِي الدُّنْيَا وََلنَا فِي
“Janganlah kalian memakai kain sutra dan yang bergaris
sutra (dibaj adalah jenis kain persia. Pen.) dan jangan pula
kalian minum pada bejana emas dan perak serta makan pada
piring yang terbuat dari emas dan perak sebab dia (semua
disebutkan di atas) adalah bagi mereka di dunia dan bagi
kalian di akhirat”.
Berusaha mencari makanan yang halal, berdasarkan firman
Allah SWT:
يَا َأيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا ُ كُلوْا مِنْ َ طيِّبَاتِ مَا رَزََقن ُ كمْ
“Wahai orang-orang yang beriman makanlah dari yang
baik pada apa-apa yang telah kami berikan rizki kepadamu”.5
• Di antara adab makan adalah membagi perutmu menjadi tiga
bagian, yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk
minum dan sepertiga untuk bernafas, Rasulullah SAW
bersabda:
مَا مَلأَ َادَمِيٌّ وِعَاءً شَرا مِنْ بَطْ ٍ ن ِبحَسَ ِ ب بْ ِ ن آدَمَ ُلَقيْمَاتٌ يُقِمْنَ صَلْبَهُ َفِإ نْ
كَا َ ن َ لا بُدَّ فَاعِ ً لا فَُثُل ٌ ث لطَعَامِهِ وَثُلُ ٌ ث لشَرَاِبهِ وَثُلُ ٌ ث لنََفسِهِ
“Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih
buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adam beberapa
suap untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika dia
harus mengerjakannya maka hendaklah dia membagi
sepertiga untuk mkanannya, sepertiga untuk minumannya
dan sepertiga untuk nafasnya”.6
Ini adalah beberapa tuntunan yang diajarkan oleh Nabi agar
umatnya terjaga dari penyakit yang disebabkan oleh
makanan dan minuman, keterangan di atas menunjukkan
dimakruhkan memperbanyak dan mempersedikit makan
sehingga menyebabkan lemahnya badan.
• Tidak dianjurkan makan yang banyak, sebab Rasulullah
SAW bersabda:
َالْمُؤْمِنُ يَأْكُلُ فِي مَعْيٍّ وَاحِدٍ وَاْل َ كافِرُ يَأْكُلُ فِي سَبْعَةِ َأمْعَاءٍ
“Orang-orang mu’min makan dengan satu usus dan orang
kafir makan dengan tujuh usus”.7
• Tidak berlebihan dalam fariasi makanan, sebagian ulama
Abu Hanifah berkata: Termasuk berlebihan jika terdapat di
atas meja makan roti dengan jumlah yang melebihi
kebutuhan orang yang makan, dan termasuk berlebihan
menyediakan bagi diri makanan yang beragam
Allah SWT:
يَا َأيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا ُ كُلوْا مِنْ َ طيِّبَاتِ مَا رَزََقن ُ كمْ
“Wahai orang-orang yang beriman makanlah dari yang
baik pada apa-apa yang telah kami berikan rizki kepadamu”.5
• Di antara adab makan adalah membagi perutmu menjadi tiga
bagian, yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk
minum dan sepertiga untuk bernafas, Rasulullah SAW
bersabda:
مَا مَلأَ َادَمِيٌّ وِعَاءً شَرا مِنْ بَطْ ٍ ن ِبحَسَ ِ ب بْ ِ ن آدَمَ ُلَقيْمَاتٌ يُقِمْنَ صَلْبَهُ َفِإ نْ
كَا َ ن َ لا بُدَّ فَاعِ ً لا فَُثُل ٌ ث لطَعَامِهِ وَثُلُ ٌ ث لشَرَاِبهِ وَثُلُ ٌ ث لنََفسِهِ
“Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih
buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adam beberapa
suap untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika dia
harus mengerjakannya maka hendaklah dia membagi
sepertiga untuk mkanannya, sepertiga untuk minumannya
dan sepertiga untuk nafasnya”.6
Ini adalah beberapa tuntunan yang diajarkan oleh Nabi agar
umatnya terjaga dari penyakit yang disebabkan oleh
makanan dan minuman, keterangan di atas menunjukkan
dimakruhkan memperbanyak dan mempersedikit makan
sehingga menyebabkan lemahnya badan.
• Tidak dianjurkan makan yang banyak, sebab Rasulullah
SAW bersabda:
َالْمُؤْمِنُ يَأْكُلُ فِي مَعْيٍّ وَاحِدٍ وَاْل َ كافِرُ يَأْكُلُ فِي سَبْعَةِ َأمْعَاءٍ
“Orang-orang mu’min makan dengan satu usus dan orang
kafir makan dengan tujuh usus”.7
• Tidak berlebihan dalam fariasi makanan, sebagian ulama
Abu Hanifah berkata: Termasuk berlebihan jika terdapat di
atas meja makan roti dengan jumlah yang melebihi
kebutuhan orang yang makan, dan termasuk berlebihan
menyediakan bagi diri makanan yang beragam
Seorang muslim harus belajar adab-adab makan dan harus
mengajarkannya kepada orang lain, dalam hadits riwayat
Umar bin Abi Salamah RA berkata: Pada saat aku kecil
dalam asuhan Rasulullah SAW dan tanganku selalu liar ke
sana kemari dalam piring makanan, maka Rasulullah SAW
menegurku:
يَا غُ َ لامُ سَمِّ اللهَ وَ ُ ك ْ ل ِبيَمَيِنكَ وَ ُ ك ْ ل مِمَّا يَلِيْكَ
“Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah, dan makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah apa-apa yang dekat
dengan dirimu”. Hadits Shahih9
• Tidak memulai makan dan minum dalam sebuah majlis
sementara di dalamnya terdapat orang yang lebih berhak
melakukannya, baik karena lebih tua atau lebih mulia sebab
perbuatan tersebut mengurangi nilai adab pribadinya.
• Dilarang makan sambil ittika’ (berbaring), Rasulullah SAW
bersabda: Sesungguhnya aku tidak makan secara berbaring,
di antara bentuk berbaring tersebut adalah:
1. Berbaring ke sebelah kiri.
2. Duduk Bersila.
3. Bertopang pada salah satu tangan dan makan dengan
tangan yang lain.
4. Bersandar pada sesuatu, seperti bantal atau hamparan
di bawah tempat duduk seperti yang dilakukan para
pembesar.
Sifat Ittika’ adalah tetap dengan posisi duduk tertentu saat
makan terlepas dari bentuk posisi apapun duduk tersebut,
yang lain mengatakan: duduk dengan posisi condong kepada
salah satu pinggang, begitu juga Rasulullah SAW melarang
seseorang makan dengan posisi terlungkup di atas
perutnya”.(10)11
• Mendahulukan makan dari shalat pada saat makanan sudah
dihidangkan, berdasarkan sabda Nabi:
ِإَذا وُضِعَ عَشَاءَُأحَدِكُمْ وَأُقِيْمَتِ الصَّ َ لاُة َفابْدَءُوْا ِبالْعَشَاءِ وَ َ لا يَعْجَلُ حَتَّى يَفْرُ َ غ
مِنْهُ
mengajarkannya kepada orang lain, dalam hadits riwayat
Umar bin Abi Salamah RA berkata: Pada saat aku kecil
dalam asuhan Rasulullah SAW dan tanganku selalu liar ke
sana kemari dalam piring makanan, maka Rasulullah SAW
menegurku:
يَا غُ َ لامُ سَمِّ اللهَ وَ ُ ك ْ ل ِبيَمَيِنكَ وَ ُ ك ْ ل مِمَّا يَلِيْكَ
“Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah, dan makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah apa-apa yang dekat
dengan dirimu”. Hadits Shahih9
• Tidak memulai makan dan minum dalam sebuah majlis
sementara di dalamnya terdapat orang yang lebih berhak
melakukannya, baik karena lebih tua atau lebih mulia sebab
perbuatan tersebut mengurangi nilai adab pribadinya.
• Dilarang makan sambil ittika’ (berbaring), Rasulullah SAW
bersabda: Sesungguhnya aku tidak makan secara berbaring,
di antara bentuk berbaring tersebut adalah:
1. Berbaring ke sebelah kiri.
2. Duduk Bersila.
3. Bertopang pada salah satu tangan dan makan dengan
tangan yang lain.
4. Bersandar pada sesuatu, seperti bantal atau hamparan
di bawah tempat duduk seperti yang dilakukan para
pembesar.
Sifat Ittika’ adalah tetap dengan posisi duduk tertentu saat
makan terlepas dari bentuk posisi apapun duduk tersebut,
yang lain mengatakan: duduk dengan posisi condong kepada
salah satu pinggang, begitu juga Rasulullah SAW melarang
seseorang makan dengan posisi terlungkup di atas
perutnya”.(10)11
• Mendahulukan makan dari shalat pada saat makanan sudah
dihidangkan, berdasarkan sabda Nabi:
ِإَذا وُضِعَ عَشَاءَُأحَدِكُمْ وَأُقِيْمَتِ الصَّ َ لاُة َفابْدَءُوْا ِبالْعَشَاءِ وَ َ لا يَعْجَلُ حَتَّى يَفْرُ َ غ
مِنْهُ
“Apabila makan malam sudah dihidangkan maka
mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa
sampai dia selesai makan malam”.(12)
• Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, berdasarkan
sabda Nabi:
مَنْ نَامَ وَفِي يَدِهِ َ غمْرُ – ِ ريْ ِ ح اللَّحْ ِ م -وَََلمْ يَغْسِْلهُ َفاصَابَهُ شَ ٌ ئ َف َ لا يَلُوْمَنَّ ِإلاَّ نَفْسَهُ
“Barangsiapa yang tidur sementara tangannya dipenuhi
bau daging dan dia belum mencucinya lalu ditimpa oleh
sesuatu maka janganlah dia mencela kecuali dirinya
sendiri”.13
• Dianjurkan berwudhu’ untuk makan jika seseorang dalam
keadaan junub, berdasarkan hadits:
كَا َ ن رَسُوْ ُ ل اللهِ صَلىَّ اللهُ عََليْهِ وَسَلَّمَ ِإَذا كَا َ ن جُنُبًا َفَأرَادَ َأ ْ ن يَأْكُ َ ل َأوْينََا مَ
تَوَضََّأ وُضُوْءَهُ للصَّ َ لاةِ
“Bahwa Rasulullah SAW apabila beliau sedang junub dan
berkeinginan untuk makan atau tidur maka beliau berwudhu’
terlebih dahulu seperti wudhu’ beliau untuk shalat”.14
“Sesungguhnya Allah rela jika seorang hamba memakan
suatu makanan lalu dia memuji Allah atasnya atau meminum
suatu minuman dan dia memuji Allah atasnya”
mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa
sampai dia selesai makan malam”.(12)
• Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, berdasarkan
sabda Nabi:
مَنْ نَامَ وَفِي يَدِهِ َ غمْرُ – ِ ريْ ِ ح اللَّحْ ِ م -وَََلمْ يَغْسِْلهُ َفاصَابَهُ شَ ٌ ئ َف َ لا يَلُوْمَنَّ ِإلاَّ نَفْسَهُ
“Barangsiapa yang tidur sementara tangannya dipenuhi
bau daging dan dia belum mencucinya lalu ditimpa oleh
sesuatu maka janganlah dia mencela kecuali dirinya
sendiri”.13
• Dianjurkan berwudhu’ untuk makan jika seseorang dalam
keadaan junub, berdasarkan hadits:
كَا َ ن رَسُوْ ُ ل اللهِ صَلىَّ اللهُ عََليْهِ وَسَلَّمَ ِإَذا كَا َ ن جُنُبًا َفَأرَادَ َأ ْ ن يَأْكُ َ ل َأوْينََا مَ
تَوَضََّأ وُضُوْءَهُ للصَّ َ لاةِ
“Bahwa Rasulullah SAW apabila beliau sedang junub dan
berkeinginan untuk makan atau tidur maka beliau berwudhu’
terlebih dahulu seperti wudhu’ beliau untuk shalat”.14
“Sesungguhnya Allah rela jika seorang hamba memakan
suatu makanan lalu dia memuji Allah atasnya atau meminum
suatu minuman dan dia memuji Allah atasnya”
minuman beralkohol
fermentasi minuman
bir
bir putih
Barleywine
Bitter ale
ringan ale
ale Pale
porter
gemuk
tong bir
saham ale
buah Bir
bir lager
Bock
kering bir
Maerzen / Oktoberfest Bir
Pilsener
Schwarzbier
Sahti
keremehan
bir gandum
Witbier Putih Bir
Hefeweizen
Cauim
Chicha
sider
Huangjiu
Icariine Liquor
Kilju
Kumis
Lappish hag Ramuan Cinta
madu
tuak
Perry
Plum jerkum
Pulque
sake
Sonti
Tepache
Tonto
Tiswin
anggur
buah anggur
tabel anggur
sangria
anggur soda
sampanye
dibentengi anggur
pelabuhan
Madeira
Marsala
sherry
vermouth
Vinsanto
minuman suling
Spirits
absinth
Akvavit
arak
arak
baijiu
Cachaca
gin
prem gin
Sloe gin
Horilka
Kaoliang
Maotai
Mezcal
Netral butir semangat
ogogoro
Ouzo
Palinka
Pisco
RAKIA
Slivovitz
rum
Soju
tequila
vodka
Metaxa
Whisky
bourbon
scotch
Tennessee wiski
brendi
Armagnac
cognac
Buah brendi, Eau-de-vie (Perancis), Schnapps - Obstwasser (Jerman)
Damassine
Himbeergeist
Kirsch
Poire Williams
Williamine
Zwetschgenwasser
minuman
Koktail
bir
bir putih
Barleywine
Bitter ale
ringan ale
ale Pale
porter
gemuk
tong bir
saham ale
buah Bir
bir lager
Bock
kering bir
Maerzen / Oktoberfest Bir
Pilsener
Schwarzbier
Sahti
keremehan
bir gandum
Witbier Putih Bir
Hefeweizen
Cauim
Chicha
sider
Huangjiu
Icariine Liquor
Kilju
Kumis
Lappish hag Ramuan Cinta
madu
tuak
Perry
Plum jerkum
Pulque
sake
Sonti
Tepache
Tonto
Tiswin
anggur
buah anggur
tabel anggur
sangria
anggur soda
sampanye
dibentengi anggur
pelabuhan
Madeira
Marsala
sherry
vermouth
Vinsanto
minuman suling
Spirits
absinth
Akvavit
arak
arak
baijiu
Cachaca
gin
prem gin
Sloe gin
Horilka
Kaoliang
Maotai
Mezcal
Netral butir semangat
ogogoro
Ouzo
Palinka
Pisco
RAKIA
Slivovitz
rum
Soju
tequila
vodka
Metaxa
Whisky
bourbon
scotch
Tennessee wiski
brendi
Armagnac
cognac
Buah brendi, Eau-de-vie (Perancis), Schnapps - Obstwasser (Jerman)
Damassine
Himbeergeist
Kirsch
Poire Williams
Williamine
Zwetschgenwasser
minuman
Koktail
Ragam ataupun jenis minuman beralkohol dan komsumsi oleh negara-negara
Sebuah minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol, umumnya dikenal sebagai alkohol. Minuman beralkohol dibagi menjadi tiga kelas umum: bir, anggur, dan roh. Mereka secara hukum dikonsumsi di sebagian besar negara, dan lebih dari 100 negara memiliki hukum yang mengatur produksi, penjualan, dan konsumsi. Secara khusus, undang-undang tersebut menetapkan usia minimum di mana seseorang secara hukum dapat membeli atau minum mereka. Usia minimum ini bervariasi antara 16 dan 25 tahun, tergantung pada negara dan jenis minuman. Kebanyakan negara mengaturnya pada usia 18 tahun.
Produksi dan konsumsi alkohol terjadi pada sebagian besar budaya dunia, dari pemburu-pengumpul bangsa untuk negara-bangsa. Minuman beralkohol seringkali merupakan bagian penting dari acara sosial dalam budaya ini. Dalam banyak budaya, minum memainkan peran penting dalam interaksi sosial - terutama karena efek neurologis alkohol.
Alkohol adalah obat psikoaktif yang memiliki efek depresan. Sebuah konten alkohol darah tinggi biasanya dianggap mabuk hukum karena mengurangi perhatian dan memperlambat kecepatan reaksi. Alkohol dapat kecanduan, dan keadaan kecanduan alkohol dikenal sebagai alkoholisme.
Minuman beralkohol yang memiliki kandungan alkohol lebih rendah (bir dan anggur) yang diproduksi oleh fermentasi gula atau bahan yang mengandung pati tanaman. Minuman konten alkohol yang lebih tinggi (roh) yang diproduksi oleh fermentasi diikuti dengan distilasi.
Artikel utama: Bir, Brewery, pembuatan bir, dan menumbuk
Bir tertua di dunia dan paling banyak dikonsumsi beralkohol minuman dan minuman yang paling populer ketiga keseluruhan setelah air dan teh [5]. Hal ini dihasilkan oleh pembuatan bir dan fermentasi pati yang terutama berasal dari sereal biji-bijian - barley malt yang paling umum meskipun gandum, jagung (jagung), dan beras juga digunakan.
Minuman beralkohol yang disuling setelah fermentasi, yang difermentasi dari sumber noncereal seperti anggur atau madu, atau fermentasi dari biji-bijian sereal unmalted tidak diklasifikasikan sebagai bir.
Dua jenis utama bir bir dan bir. Ale diklasifikasikan lebih lanjut menjadi varietas seperti ale pucat, gemuk, dan ale coklat.
Kebanyakan bir dibumbui dengan hop, yang menambah kepahitan dan bertindak sebagai pengawet alami. Perasa lain, seperti buah-buahan atau herbal, juga dapat digunakan. Kekuatan alkohol bir biasanya 4% sampai 6% alkohol menurut volume (ABV), tapi mungkin kurang dari 2% atau, dalam kasus khusus yang jarang, ke atas dari 15%.
Bir merupakan bagian dari budaya minum berbagai bangsa dan telah mengakuisisi tradisi sosial seperti festival bir, permainan pub, dan merangkak pub.
Dasar-dasar pembuatan bir bir dibagi melintasi batas-batas nasional dan budaya. Industri bir-pembuatan bir adalah dalam lingkup global, terdiri dari beberapa perusahaan multinasional yang dominan dan ribuan produsen kecil, yang berkisar dari tempat pembuatan bir regional untuk microbreweries
anggur
Artikel utama: Penuaan anggur, anggur, Harus, Enologi, Anggur, dan Pembuatan Anggur
Anggur diproduksi dari anggur, dan anggur buah dihasilkan dari buah-buahan seperti plum, ceri, atau apel. Anggur melibatkan proses fermentasi lebih dari bir dan juga proses penuaan panjang (bulan atau tahun), mengakibatkan kandungan alkohol ABV 9% -16%. Sparkling wine dapat dibuat dengan cara fermentasi sekunder.
Dibentengi anggur adalah anggur (seperti port atau sherry), yang merupakan minuman suling (biasanya brendi) telah ditambahkan.
Spirits
Artikel utama: Destilasi, minuman suling, Etanol, dan Liqueur
Tawar, suling, minuman beralkohol yang memiliki kandungan alkohol ABV minimal 20% disebut roh [6]. Roh diproduksi oleh distilasi dari suatu produk dasar fermentasi. Penyulingan konsentrat alkohol dan menghilangkan beberapa congeners.
Roh dapat ditambahkan ke anggur untuk membuat anggur diperkaya, seperti pelabuhan dan sher
India, Nordik negara, Amerika Serikat serta negara lain
Beberapa negara Muslim, seperti Arab Saudi, Kuwait, Sudan, Pakistan, Iran, dan Libya melarang produksi, penjualan, dan konsumsi minuman beralkohol karena mereka dilarang oleh Islam
Artikel utama: Agama dan alkohol, kekristenan dan alkohol, Islam dan alkohol, dan Alkohol dalam Alkitab
Produksi dan konsumsi alkohol terjadi pada sebagian besar budaya dunia, dari pemburu-pengumpul bangsa untuk negara-bangsa. Minuman beralkohol seringkali merupakan bagian penting dari acara sosial dalam budaya ini. Dalam banyak budaya, minum memainkan peran penting dalam interaksi sosial - terutama karena efek neurologis alkohol.
Alkohol adalah obat psikoaktif yang memiliki efek depresan. Sebuah konten alkohol darah tinggi biasanya dianggap mabuk hukum karena mengurangi perhatian dan memperlambat kecepatan reaksi. Alkohol dapat kecanduan, dan keadaan kecanduan alkohol dikenal sebagai alkoholisme.
Minuman beralkohol yang memiliki kandungan alkohol lebih rendah (bir dan anggur) yang diproduksi oleh fermentasi gula atau bahan yang mengandung pati tanaman. Minuman konten alkohol yang lebih tinggi (roh) yang diproduksi oleh fermentasi diikuti dengan distilasi.
Artikel utama: Bir, Brewery, pembuatan bir, dan menumbuk
Bir tertua di dunia dan paling banyak dikonsumsi beralkohol minuman dan minuman yang paling populer ketiga keseluruhan setelah air dan teh [5]. Hal ini dihasilkan oleh pembuatan bir dan fermentasi pati yang terutama berasal dari sereal biji-bijian - barley malt yang paling umum meskipun gandum, jagung (jagung), dan beras juga digunakan.
Minuman beralkohol yang disuling setelah fermentasi, yang difermentasi dari sumber noncereal seperti anggur atau madu, atau fermentasi dari biji-bijian sereal unmalted tidak diklasifikasikan sebagai bir.
Dua jenis utama bir bir dan bir. Ale diklasifikasikan lebih lanjut menjadi varietas seperti ale pucat, gemuk, dan ale coklat.
Kebanyakan bir dibumbui dengan hop, yang menambah kepahitan dan bertindak sebagai pengawet alami. Perasa lain, seperti buah-buahan atau herbal, juga dapat digunakan. Kekuatan alkohol bir biasanya 4% sampai 6% alkohol menurut volume (ABV), tapi mungkin kurang dari 2% atau, dalam kasus khusus yang jarang, ke atas dari 15%.
Bir merupakan bagian dari budaya minum berbagai bangsa dan telah mengakuisisi tradisi sosial seperti festival bir, permainan pub, dan merangkak pub.
Dasar-dasar pembuatan bir bir dibagi melintasi batas-batas nasional dan budaya. Industri bir-pembuatan bir adalah dalam lingkup global, terdiri dari beberapa perusahaan multinasional yang dominan dan ribuan produsen kecil, yang berkisar dari tempat pembuatan bir regional untuk microbreweries
anggur
Artikel utama: Penuaan anggur, anggur, Harus, Enologi, Anggur, dan Pembuatan Anggur
Anggur diproduksi dari anggur, dan anggur buah dihasilkan dari buah-buahan seperti plum, ceri, atau apel. Anggur melibatkan proses fermentasi lebih dari bir dan juga proses penuaan panjang (bulan atau tahun), mengakibatkan kandungan alkohol ABV 9% -16%. Sparkling wine dapat dibuat dengan cara fermentasi sekunder.
Dibentengi anggur adalah anggur (seperti port atau sherry), yang merupakan minuman suling (biasanya brendi) telah ditambahkan.
Spirits
Artikel utama: Destilasi, minuman suling, Etanol, dan Liqueur
Tawar, suling, minuman beralkohol yang memiliki kandungan alkohol ABV minimal 20% disebut roh [6]. Roh diproduksi oleh distilasi dari suatu produk dasar fermentasi. Penyulingan konsentrat alkohol dan menghilangkan beberapa congeners.
Roh dapat ditambahkan ke anggur untuk membuat anggur diperkaya, seperti pelabuhan dan sher
Di banyak negara, orang minum minuman beralkohol saat makan siang dan makan malam. Studi telah menemukan bahwa ketika makanan dimakan sebelum minum alkohol, penyerapan alkohol berkurang [13] dan tingkat di mana alkohol dihilangkan dari darah meningkat. Mekanisme untuk penghapusan alkohol lebih cepat tampaknya tidak terkait dengan jenis makanan. Mekanisme mungkin adalah makanan-diinduksi peningkatan enzim metabolisme alkohol dan aliran darah hati. [13]
Pada waktu dan tempat sanitasi masyarakat miskin (seperti Eropa Abad Pertengahan), konsumsi minuman beralkohol adalah cara untuk menghindari penyakit yang terbawa air seperti kolera. Bir kecil dan anggur palsu, khususnya, digunakan untuk tujuan ini. Meskipun alkohol membunuh bakteri, konsentrasi rendah dalam minuman ini akan hanya memiliki efek terbatas. Lebih penting adalah bahwa didih air (yang diperlukan untuk pembuatan bir bir) dan pertumbuhan ragi (diperlukan untuk fermentasi bir dan anggur) akan cenderung untuk membunuh mikroorganisme berbahaya. Kandungan alkohol minuman ini memungkinkan mereka untuk disimpan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun di kayu sederhana atau wadah tanah liat tanpa merusak. Untuk alasan ini, mereka sering disimpan kapal kapal layar sebagai sumber (atau bahkan satu-satunya) penting dari hidrasi untuk kru, terutama selama perjalanan panjang dari periode modern awal.
Dalam iklim dingin, minuman beralkohol seperti vodka ampuh yang populer dipandang sebagai cara untuk "pemanasan" tubuh, mungkin karena alkohol merupakan sumber energi cepat diserap makanan dan karena itu melebarkan pembuluh darah perifer (pelebaran peripherovascular). Ini adalah kesalahpahaman karena "kehangatan" sebenarnya disebabkan oleh transfer panas dari inti tubuh ke ekstremitas, di mana itu cepat hilang ke lingkungan. Namun, persepsi saja mungkin disambut ketika satu-satunya penghiburan, daripada hipotermia, adalah kekhawatiran.
Konsumsi alkohol oleh negara negara mana saja Pada waktu dan tempat sanitasi masyarakat miskin (seperti Eropa Abad Pertengahan), konsumsi minuman beralkohol adalah cara untuk menghindari penyakit yang terbawa air seperti kolera. Bir kecil dan anggur palsu, khususnya, digunakan untuk tujuan ini. Meskipun alkohol membunuh bakteri, konsentrasi rendah dalam minuman ini akan hanya memiliki efek terbatas. Lebih penting adalah bahwa didih air (yang diperlukan untuk pembuatan bir bir) dan pertumbuhan ragi (diperlukan untuk fermentasi bir dan anggur) akan cenderung untuk membunuh mikroorganisme berbahaya. Kandungan alkohol minuman ini memungkinkan mereka untuk disimpan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun di kayu sederhana atau wadah tanah liat tanpa merusak. Untuk alasan ini, mereka sering disimpan kapal kapal layar sebagai sumber (atau bahkan satu-satunya) penting dari hidrasi untuk kru, terutama selama perjalanan panjang dari periode modern awal.
Dalam iklim dingin, minuman beralkohol seperti vodka ampuh yang populer dipandang sebagai cara untuk "pemanasan" tubuh, mungkin karena alkohol merupakan sumber energi cepat diserap makanan dan karena itu melebarkan pembuluh darah perifer (pelebaran peripherovascular). Ini adalah kesalahpahaman karena "kehangatan" sebenarnya disebabkan oleh transfer panas dari inti tubuh ke ekstremitas, di mana itu cepat hilang ke lingkungan. Namun, persepsi saja mungkin disambut ketika satu-satunya penghiburan, daripada hipotermia, adalah kekhawatiran.
India, Nordik negara, Amerika Serikat serta negara lain
Beberapa negara Muslim, seperti Arab Saudi, Kuwait, Sudan, Pakistan, Iran, dan Libya melarang produksi, penjualan, dan konsumsi minuman beralkohol karena mereka dilarang oleh Islam
Asia,Pakistan,India,Japan,
Europe :Denmark,Ireland,Netherlands,Sweden,United Kingdom,North America,United States ini adalah beberapa negara yang mengkomsumsi minuman alkohol.
Alkohol dan agama
Artikel utama: Agama dan alkohol, kekristenan dan alkohol, Islam dan alkohol, dan Alkohol dalam Alkitab
Beberapa
minuman beralkohol telah diinvestasikan dengan signifikansi agama,
seperti dalam agama Yunani-Romawi kuno, seperti dalam ritual ekstase
Dionysus (juga disebut Bacchus). Beberapa mendalilkan bahwa agama pagan secara aktif dipromosikan alkohol dan mabuk sebagai sarana membina kesuburan. Alkohol diyakini meningkatkan gairah seksual dan untuk membuatnya lebih mudah untuk mendekati orang lain untuk seks. Sebagai contoh, Norwegia paganisme dianggap alkohol untuk getah Yggdrasil. Mabuk adalah sebuah ritus kesuburan penting dalam agama ini.
Beberapa agama melarang, mencegah, atau membatasi minum minuman beralkohol karena berbagai alasan. Ini
termasuk Islam, Jainisme, Baha'i Iman, Gereja Yesus Kristus dari
Orang-orang Suci Zaman Akhir, yang Advent Hari Ketujuh Gereja, Gereja
Kristus, Ahli Ilmupengetahuan, United Pentecostal Church International,
Theravada, Mahayana kebanyakan sekolah Buddhisme ,
beberapa denominasi Kristen Protestan, beberapa sekte Taoisme (Lima
Sila (Taoisme) dan Sepuluh Sila (Taoisme)), dan beberapa sekte Hindu.
Banyak denominasi Kristen menggunakan anggur dalam Ekaristi atau Komuni dan izin alkohol di moderasi. Denominasi
lain menggunakan jus anggur difermentasi dalam Komuni dan baik
menjauhkan diri dari alkohol karena pilihan atau melarang itu langsung.
Yudaisme menggunakan anggur di Shabbat bagi Kiddush serta dalam upacara Paskah, Purim, dan upacara keagamaan lainnya. Minum alkohol diperbolehkan. Beberapa Yahudi teks, misalnya Talmud, mendorong minum moderat pada hari libur (seperti Purim) untuk membuat acara lebih menyenangkan.
Kanon
Pali, kitab suci Buddhisme Theravada, menggambarkan menahan diri dari
alkohol sebagai penting bagi perilaku moral karena alkohol menyebabkan
hilangnya kesadaran. Kelima dari Lima Sila menyatakan, "Sura-meraya-majja-veramani pamādaṭṭhānā sikkhāpadaṃ samādiyāmi." Terjemahan
bahasa Indonesia adalah, "Saya berusaha untuk menahan diri dari minuman
fermentasi yang menyebabkan lemahnya kesadaran." Secara teknis larangan ini tidak mencakup obat lain selain alkohol. Tapi Maksud nya tidak bahwa alkohol adalah suatu kejahatan tetapi kecerobohan menghasilkan menciptakan karma buruk. Oleh
karena itu substansi (di luar teh atau kopi ringan) yang mempengaruhi
kesadaran seseorang dianggap dicakup oleh larangan ini.
Adab-Adab Persiapan Kematian
Kematian adalah perjalanan yang pasti
dilalui oleh setiap manusia. Perjalanan yang sangat jauh dan lama
waktunya. Perjalanan yang membutuhkan bekal yang memadai, menuju negeri
akhirat. Dalam perjalanan kita mesti melalui stasiun-stasiun dan
jalan-jalan yang terjal dan sangat berbahaya. Kendaraannya harus bagus
dan prima, dan bekalnya harus cukup dan memadai. Jika tidak,
na’udzubillah, kita mohon perlindungan kepada Allah swt darinya.
Karenanya sebelum kematian menjemput kita, kita buat persiapan. Apa persiapan dan bekal yang paling utama?
Pertama: Mengakui
dosa-dosa, ketidakberdayaan di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, dan
penyesalan yang dalam. Agar taubat kita diterima dan sempurna.
Penyesalan dan taubat yang disertai dengan tangisan dan tetesan air mata
di hadapan Allah Yang Maha Suci. Agar Dia mengampuni salah dan dosa
kita, menerima taubat kita.
Kedua: Menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak manusia. Lakukan sendiri, tidak diwakilkan kepada orang lain.
Ketiga: Memperhatikan
dan memperdulikan wasiat. Tunaikan sendiri hak-hak Allah dan hak-hak
manusia, jangan diwakilkan kepada orang lain.
Keempat: Persoalan
harta. Harta pasti akan keluar dari tangan kita. Tunaikan sendiri,
jangan wakilkan pada orang lain atau ahli waris. Karena belum tentu
mereka memikirkan nasib kita di negeri Barzakh dan Akhirat. Mengapa?
Karena manusia dan setan akan selalu berbisik pada ahli waris agar tidak
menunaikan hak-hak yang berkatan dengan harta. Sementara jika ajal
telah tiba semua itu sudah berada di luar kemampuan dan kekuasaan kita.
Saat itulah timbul penyesalan yang amat sangat dalam seperti yang
dinyatakan di dalam Al-Qur’an:
“Ketika kematian telah datang kepada
salah seorang dari mereka, ia berkata: Duhai Tuhanku, kembalikan aku ke
dunia agar aku berbuat amal saleh terhadap apa yang aku tinggalkan.”
(Al-Mu’minun: 99-100).
Maka ayat tersebut telah disepakati bahwa
penyesalan manusia di negeri Barzakh tak berguna lagi. Dan yang
dimaksud dengan amal yang belum ditunaikan dan disesalkan adalah amal
yang berkait dengan harta.
Penyesalan akan bertambah dalam dan
penderitaan semakin mencekam, saat ia menyaksikan harta yang
ditinggalkan pada anak dan keluarganya tak pernah dikeluarkan untuk
kebutuhan dirinya, bahkan digunakan pada kemaksiatan dan hal-hal yang
dimurkai oleh Allah swt. Ia pasti menangis dan menjerit pilu, menyesali
hartanya. Mengapa ia tidak menggunakan dan menghabiskan saat hidupnya
untuk kepentingan dirinya di negeri Barzakh dan Akhirat. Kisah ini
banyak disebutkan dalam hadis-hadis Nabi saw dan Ahlul baitnya (sa)
bahwa orang yang seperti ini pasti menangis, merintih dan menjerit pilu,
khususnya setiap kamis sore hingga bakdah shalat Jum’at. Karena
saat-saat inilah dia diizinkan oleh Allah swt untuk berkunjung kepada
anak-anaknya dan keluarganya.
Ya Allah, ya Rahmân ya Rahîm, selamatkan kami dari penyesalan ini, penyesalan yang tak berguna dan tak berakhir.
Kelima: Mempersiapkan
kain kafan berikut adab-adabnya. Misalnya kain kafan yang dituliskan
teks kalimat syahadah, nama2 orang suci, asma2 Allah, doa Jawsyan Kabir
(1000 asma Allah). Sebagai catatan penting: jangan ditulis dengan tinta
berwarna hitam.
(Disarikan dari kitab Al-Bâqiyâtus Shâlihât, bab 6: 532-533)
(Disarikan dari kitab Al-Bâqiyâtus Shâlihât, bab 6: 532-533)
Matinya Akal Sehat, Nurani dan Logika
Matinya Akal Sehat, Nurani dan Logika
Di NKRI kasus/kejadian perkara bisa muncul
banyak macam versi dan yang mengutarakannya pun bisa orang yang beragama
dan berpendidikan. Masing2 tentu dgn versinya dan data atau dokumen
pendukungnya sudah pasti bersikeras dgn versi-nyalah yg paling akurat
dan benar
Perang versi ini bisa terbuka di media bisa juga terjadi pengadilan dan
kita sudah pasti tahu bahwa salah satu nya pasti bohong. Karena logika
sehat kita bilang tidak mungkin suatu atau rentetan kejadian yang sama
punya dua versi berbeda
Jadi kenapa bisa berbeda versi, kenapa berbuat & berbohong, tentu
banyak hal yang bisa jadi alasan bagi si pembuat versi palsu. Sebagai
WNI dan pemeluk agama tentu berbohong tidak dibenarkan, tapi agama kita
abaikan karena agama adalah urusan manusia dgn Tuhan. Jadi sekarang kita
hanya melihatnya sebagai WNI dalam hubungan antara manusia dengan
manusia. Saat yang bersangkutan berbohong dia tentu telah menghilangkan
sisi dia sebagai manusia yaitu akal sehat, nurani dan logika.
Sayang sekali bila versi yang disampaikan adalah dasar laporan ABS atau
palsu, bukan atas dasar hasil keyakinan sendiri. Walaupun kadang ada
keinginan menolak tapi ada kekuatan yang memaksa dirinya mengalahkan
suara hatinya atau bahkan logikanya. Dan celakanya lagi kadang untuk
menutup kebohongan ini muncul lagi kebohongan lainnya.
Herannya dari sekian banyak versi atau ucapan yang muncul dan kita tahu
bahwa ini adalah kebohongan dan bahkan sudah dikuatkan oleh suatu
putusan pengadilan atau rekomendasi dari pihak yang berkompeten, kita
bahkan si pembohong sendiri mengganggap biasa saja hal tersebut. Apalagi
kebohongan itu keluar dari mulut pejabat negara, maka seolah-olah
kebohongan itu hanya keseleo lidah.
Banyak sekali fakta berita ucapan versi dari kejadian demi kejadian di
NKRI yang bila kita gunakan akal sehat nurani dan logika,kita sudah bisa
mengira-gira mana yang benar mana yang bohong.
Dengan kemajuan dunia tehnologi pula tentu tidak sulit membuktikan bagaimana seseorang menyatakan kebohongan kemarin, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu atau periode lalu. Tapi tentu saja kalo terbukti dan dibuktikan si pembohong tentu saja kembali membuat kebohongan baru. Jarang sekali kita temui yang bersangkutan mengakui kesalahannya berbuat bohong.
Dengan kemajuan dunia tehnologi pula tentu tidak sulit membuktikan bagaimana seseorang menyatakan kebohongan kemarin, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu atau periode lalu. Tapi tentu saja kalo terbukti dan dibuktikan si pembohong tentu saja kembali membuat kebohongan baru. Jarang sekali kita temui yang bersangkutan mengakui kesalahannya berbuat bohong.
Kita sendiri sudah lumrah dengan hal tersebut karena di negeri ini kita
sudah biasa dibohongi, menerima sebuah kebohongan dan berbohong bahkan
berbohong untuk menutup kebohongan sebelumnya. Karena kita tinggal di
negeri dimana sudah matinya akal sehat, nurani dan logika.
http://muda.kompasiana.com/2012/01/04/matinya-akal-sehat-nurani-dan-logika/
Hukum yang Sesuai Akal Sehat
Nih ada sedikit berita dari tetangga sebelah coba dilihat dan cermati..
KETIKA berbicara dalam seminar bertajuk Hukum dan
Keadilan dalam Perspektif Hukum Progresif di Kabupaten Sikka, pekan lalu
lalu, Ketua Komisi III DPR RI, Dr Benny K Harman mengatakan, dalam
penerapan hukum positif dibutuhkan akal sehat.
Menurutnya, menggunakan akal sehat akan mengedepankan obyektivitas dalam penyelesaian sebuah persoalan hukum.
Pernyataan ini ada benarnya. Mengapa? Karena di era sekarang, dalam menyelesaikan sebuah persoalan hukum, aparat penegak hukum dalam menjalankan perannya cenderung mengabaikan prosedur hukum yang ada. Padahal, yang paling penting dalam proses penegakan hukum adalah lembaga penegak hukum berikut aparatnya, mampu menjalankan perannya secara baik dan benar.
Memang, selama ini aparat penegak hukum sering mengedepankan transparansi dan obyektivitas serta mengikuti prosedur hukum tertentu. Namun, tidak dapat diingkari bahwa aparat penegak hukum juga terkadang terjebak dalam subyektivisme bahkan sarat dengan pertimbangan tertentu. Tidak sedikit memaknai hukum berbeda-beda.
Sebagaimana kita ketahui, dalam banyak kasus, terlihat dan terbaca sangat jelas bahwa ada skenario yang dibuat aparat penegak hukum. Mulai dari polisi, kejaksaan hingga hakim di pengadilan. Terkadang disertai dengan adanya upaya membelokkan kasus tertentu.
Skenario dan upaya pembelokan kasus sudah tentu merupakan upaya-upaya yang bertentangan dengan akal sehat. Padahal hukum itu sumbernya akal sehat. Alat kontrolnya akal sehat karena hukum itu produk dari akal sehat. Filosofi ini mestinya dimaknai sungguh-sungguh oleh aparat sehingga tidak kebablasan dalam bekerja, termasuk mengimplementasikan produk-produk hukum.
Karena hukum itu bersumber dan dikontrol akal sehat masyarakat, maka ketika penegakan hukum berjalan tidak sesuai akal sehat, maka pasti mendapat penolakan kuat dari publik. Saat ini, banyak masyarakat yang mengerti hukum.
Sudah pintar sehingga ketika mengetahui ada praktek-praktek yang tidak benar yang dilakukan aparat penegak hukum, dengan cepat bereaksi. Bahwa banyak aparat bekerja tidak dengan akal sehat merupakan penilaian mayoritas masyarakat yang adalah pencari keadilan.
Akibatnya, masyarakat yang memiliki akal sehat dan nurani memberikan hukuman moral kepada oknum aparat yang tidak becus. Banyak aparat telah kehilangan kredibilitas setelah mendapat sanksi moral dari masyarakat. Meski demikian, tidak memberi efek jera bagi aparat lainnya. Malah praktek-praktek yang tidak benar oleh aparat terus tumbuh subur.
Kita tentu sepakat bahwa hukum harus menjadi primadona. Hukum adalah raja. Dia mengatur seluruh sendi kehidupan manusia. Namun, ketika membicarakannya, banyak orang memaknai hukum berbeda-beda. Ini erat kaitannya dengan pengalaman hukum, baik itu dialami sendiri ataupun yang terjadi di lingkungan sekitar.
Hukum dimengerti sebagai seluruh peraturan-peraturan terhadap sesuatu yang dibolehkan atau tidak/larangan. Bentuknya adalah tertulis maupun tidak tertulis. Jika dilanggar dapat sanksi. Untuk sanksi, diberikan langsung oleh negara seperti tahanan, penjara, denda dan sangsi-sangsi lainnya. Hal-hal ini hendaknya dipahami secara bersama-sama.
Bahwa dalam prakteknya, banyak dijumpai kondisi-kondisi berbeda, itu adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Sebagai misal, sanksi yang diberikan tidak mencerminkan rasa keadilan dan senderung diskriminatif.
Agar proses hukum itu mencerminkan rasa keadilan, pada tataran ini, peran masyarakat dalam mengontrol perlu lebih ditingkatkan. Masyarakat mesti mengawal proses berjalannya hukum yang ada. Tetapi, tidak boleh mengintervensi terlalu jauh sampai-sampai lembaga penegak hukum tidak bisa menjalankan perannya sebagaimana mestinya.
Karena hal tersebut mencederai hukum. Masyarakat hendaknya mengawasi proses berjalannya hukum sesuai etika dan benar-benar bertanggung jawab bukan dengan memaksakan kehendak
Menurutnya, menggunakan akal sehat akan mengedepankan obyektivitas dalam penyelesaian sebuah persoalan hukum.
Pernyataan ini ada benarnya. Mengapa? Karena di era sekarang, dalam menyelesaikan sebuah persoalan hukum, aparat penegak hukum dalam menjalankan perannya cenderung mengabaikan prosedur hukum yang ada. Padahal, yang paling penting dalam proses penegakan hukum adalah lembaga penegak hukum berikut aparatnya, mampu menjalankan perannya secara baik dan benar.
Memang, selama ini aparat penegak hukum sering mengedepankan transparansi dan obyektivitas serta mengikuti prosedur hukum tertentu. Namun, tidak dapat diingkari bahwa aparat penegak hukum juga terkadang terjebak dalam subyektivisme bahkan sarat dengan pertimbangan tertentu. Tidak sedikit memaknai hukum berbeda-beda.
Sebagaimana kita ketahui, dalam banyak kasus, terlihat dan terbaca sangat jelas bahwa ada skenario yang dibuat aparat penegak hukum. Mulai dari polisi, kejaksaan hingga hakim di pengadilan. Terkadang disertai dengan adanya upaya membelokkan kasus tertentu.
Skenario dan upaya pembelokan kasus sudah tentu merupakan upaya-upaya yang bertentangan dengan akal sehat. Padahal hukum itu sumbernya akal sehat. Alat kontrolnya akal sehat karena hukum itu produk dari akal sehat. Filosofi ini mestinya dimaknai sungguh-sungguh oleh aparat sehingga tidak kebablasan dalam bekerja, termasuk mengimplementasikan produk-produk hukum.
Karena hukum itu bersumber dan dikontrol akal sehat masyarakat, maka ketika penegakan hukum berjalan tidak sesuai akal sehat, maka pasti mendapat penolakan kuat dari publik. Saat ini, banyak masyarakat yang mengerti hukum.
Sudah pintar sehingga ketika mengetahui ada praktek-praktek yang tidak benar yang dilakukan aparat penegak hukum, dengan cepat bereaksi. Bahwa banyak aparat bekerja tidak dengan akal sehat merupakan penilaian mayoritas masyarakat yang adalah pencari keadilan.
Akibatnya, masyarakat yang memiliki akal sehat dan nurani memberikan hukuman moral kepada oknum aparat yang tidak becus. Banyak aparat telah kehilangan kredibilitas setelah mendapat sanksi moral dari masyarakat. Meski demikian, tidak memberi efek jera bagi aparat lainnya. Malah praktek-praktek yang tidak benar oleh aparat terus tumbuh subur.
Kita tentu sepakat bahwa hukum harus menjadi primadona. Hukum adalah raja. Dia mengatur seluruh sendi kehidupan manusia. Namun, ketika membicarakannya, banyak orang memaknai hukum berbeda-beda. Ini erat kaitannya dengan pengalaman hukum, baik itu dialami sendiri ataupun yang terjadi di lingkungan sekitar.
Hukum dimengerti sebagai seluruh peraturan-peraturan terhadap sesuatu yang dibolehkan atau tidak/larangan. Bentuknya adalah tertulis maupun tidak tertulis. Jika dilanggar dapat sanksi. Untuk sanksi, diberikan langsung oleh negara seperti tahanan, penjara, denda dan sangsi-sangsi lainnya. Hal-hal ini hendaknya dipahami secara bersama-sama.
Bahwa dalam prakteknya, banyak dijumpai kondisi-kondisi berbeda, itu adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Sebagai misal, sanksi yang diberikan tidak mencerminkan rasa keadilan dan senderung diskriminatif.
Agar proses hukum itu mencerminkan rasa keadilan, pada tataran ini, peran masyarakat dalam mengontrol perlu lebih ditingkatkan. Masyarakat mesti mengawal proses berjalannya hukum yang ada. Tetapi, tidak boleh mengintervensi terlalu jauh sampai-sampai lembaga penegak hukum tidak bisa menjalankan perannya sebagaimana mestinya.
Karena hal tersebut mencederai hukum. Masyarakat hendaknya mengawasi proses berjalannya hukum sesuai etika dan benar-benar bertanggung jawab bukan dengan memaksakan kehendak
Langganan:
Postingan (Atom)